“Tidak seorang pun mengetahui di bumi mana dia akan wafat.” (QS Lukman [31]:34). Firman Allah ini yang pertama teringat ketika membaca berita di surat kabar bahwa Prof. Dr. H. A. Qodri A. Azizy, MA telah pergi untuk selamanya. Kematian menemuinya di negeri orang, jauh dari keluarga dan sanak saudara. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. H.A. Qodri A.Azizy tutup usia Rabu 19 Maret 2008/11 Rabiul Awal 1429 H pukul 13.00 di Mount Elizabeth Hospital, Singapura, dalam usia 53 tahun. Tidak ada yang menduga kepergian yang begitu mendadak, karena beliau pergi ke Singapura hanya dengan maksud kontrol kesehatan. Perjalanan terakhir ke negeri patung singa itu tidak didampingi anggota keluarganya karena tidak merasakan gejala penyakit berat yang memerlukan perawatan intensif. Pagi hari menjelang wafatnya almarhum masih kirim SMS kepada salah seorang koleganya di Semarang mengabarkan bahwa kondisinya baik-baik saja. Tetapi ajal dan kematian datang menemui manusia kapan dan di mana saja tanpa seorang pun tahu. Setelah memanjatkan doa untuk almarhum, saya terkenang kembali saat perkenalan di tahun 2003. Saya kenal sewaktu beliau menjabat Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI. Saya diajak oleh Sdr. M. Saleh Mude (sekarang asisten staf khusus Wakil Presiden RI) dan seorang kawan lagi yang saya lupa namanya menghadap Pak Qodri Azizy. Kami diterima di ruang kerja beliau dalam suasana yang tidak terlalu formal, tapi cukup rileks dan familiar. Hari itu Jumat sehingga waktunya terbatas karena menjelang pergi shalat Jumat. Kesan saya tentang Pak Qodri Azizy yang baru saya kenal hari itu ialah, kami seolah merasa tidak berhadapan dengan seorang pejabat eselon satu, tapi merasa berhadapan dengan seorang ilmuwan. Sikap dan pembawaan seorang akademisi yang matang kami temukan pada sosok pribadi beliau. Meski bermigrasi karier dari perguruan tinggi ke lingkungan birokrasi, namun ia tetap concern dengan dunia keilmuwan. Beliau juga seorang penutur dakwah yang ungkapan-ungkapannya mampu mencerahkan akal pikiran dan menggugah hati. Semasa menjabat Dirjen, beliau juga berkesempatan mengisi siaran dakwah pagi di televisi. Ketika bertemu dalam kesempatan yang lain saya terkesan dengan sikap beliau yang menghargai dan apresiatif terhadap karya keilmuwan. Kesan tersebut takkan terlupakan. Pertemuan terakhir di tahun 2007 sewaktu saya menghadiahkan buku Transformasi Dari Kantoor Voor Inlandsche Zaken Ke Kementerian dan Departemen Agama kepada beliau yang saat itu menjabat Inspektur Jenderal Departemen Agama di kantor Jl. MH Thamrin No 6 Jakarta. Beliau mengamati isi buku secara keseluruhan dengan penuh perhatian. Ketika saya akan meninggalkan ruang beliau sore hari itu, beliau dengan sikap kebapaan mengucapkan selamat dan mendorong saya agar terus menulis dan produktif. Setelah beliau menjabat Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat yang berkantor di Jalan Medan Merdeka Barat, saya tidak pernah lagi berjumpa. Mengenang sosok almarhum sebagai ilmuwan dan pimpinan di Departemen Agama, saya berterima kasih bisa kenal dengan beliau sebagai a personal walaupun tidak begitu dekat. Dalam hubungan kedinasan saya tidak pernah bersentuhan kerja dengan beliau, tapi secara umum saya dapat mengatakan Pak Qodri Azizy adalah a good and smart manager. Tatkala kabar duka itu mengejutkan saya, kepada M. Saleh Mude, sahabat yang dahulu bersama menemui Pak Qodri Azizy saya kirim SMS, “Beliau orang baik. Kita doakan beliau khusnul khatimah.” Prof. Dr. H.A.Qodri A.Azizy,MA dilahirkan di Kendal, Jawa Tengah, 22 Oktober 1955. Gelar doktor diraihnya dari University of Chicago, Amerika Serikat tahun 1996. Sebelum ditarik ke Departemen Agama sebagai Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (2002-2005), pernah menjabat Rektor IAIN Walisongo Semarang. Semasa hidupnya beliau rajin menulis dan produktif menghasilkan karya-karya yang mencerahkan intelektualisme Islam di Indonesia. Ketika menjabat Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, beliau bukan hanya sekedar pembuat dan pelaksana kebijakan di bidang pendidikan Islam, tapi sekaligus pemikir dan konseptor pendidikan yang kaya dengan gagasan-gagasan kontemporer. Buku-buku yang ditulisnya antara lain; Reformasi Bermazhab, Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Eklektisisme Hukum Nasional, Kompetisi Antara Hukum Islam dan Hukum Umum, Membangun Integritas Bangsa, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial, dan Melawan Globalisasi. Salah satu buku terbaru ialah Change Management Dalam Reformasi Birokrasi. Dalam buku terbaru tersebut almarhum memberi sumbangan pemikiran agar birokrasi pemerintah di Indonesia bersih dari korupsi. Beliau meninggalkan seorang istri yaitu Ibu Siti Hajar Aswad yang tengah hamil serta 4 orang anak yang masih kecil dan beranjak usia remaja. Jenazah almarhum diterbangkan dari Singapura ke Jakarta, pada Kamis malam Jumat tanggal 20 Maret, dan Jumat pagi 21 Maret diberangkatkan ke Jawa Tengah untuk dimakamkan di Bulak Keleri, Kabupaten Kendal pada hari itu. Selamat Jalan Pak Qodri Azizy. Selamat berpisah dari kesibukan duniawi. Menghadaplah kehadirat Allah Swt dengan tenang.Dalam keadaan ridha dan diridhai.Dari:http://mads-kendal.blogspot.com

1 komentar:

Label

Selayang MA Darussa'adah

Selayang MA Darussa'adah

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Blog Archive